Sabtu, Januari 23, 2021
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
Kontras Aceh
No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Kriminal
    • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Celoteh
    • Opini
  • Haba Kampus
  • Rehat
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Kriminal
    • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Celoteh
    • Opini
  • Haba Kampus
  • Rehat
No Result
View All Result
Kontras Aceh
No Result
View All Result
Home Celoteh

Membunuh Itu Keji!

by Redaksi
Desember 8, 2020
in Celoteh
0 0
Hadapi masalah dengan “Salaama”.

Imam Shamsi Ali. foto : Dok Pribadi

Nyawa manusia itu sakral. Biarlah Allah sang Pencipta mati dan hidup yang mengambilnya.

KONTRASACEH.ID, Oleh : Imam Shamsi Ali

Hari-hari ini Indonesia kembali menjadi perhatian dunia. Perhatian yang sayangnya kurang mengenakkan. Bukan perhatian yang saya mimpikan. Bahwa suatu saat Indonesia akan jadi pusat perhatian dunia karena kekuatan, kemajuan, dan tentunya berbagai inovasinya di tengah kehidupan dunia globa saat ini. 

Justru yang menarik perhatian dunia kali ini adalah peristiwa kekerasan dan pembunuhan kepada 6 rakyat sipil kemarin pagi. Keenam korban ini diduga sebagai pendukung dan pengawal Imam Besar FPI, Habib Riziq Syihab. Kejadian ini telah banyak mendapat sorotan media internasional, termasuk AP, Reuters, Al-Jazeerah, dan lain-lain. 

Di dalam negeri sendiri hampir semua media mengalihkan perhatian dari isu-isu besar yang dalam dua tiga hari ini menjadi isu panas di tanah air. Isu itu adalah tertangkapnya dua Menteri Kabinet Kerja, Menteri Sosial Juliari Batubara dari PDIP dan sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dari Partai Gerindra. 

Yang menarik lagi dengan penangkapan Menteri Sosial yang menyalah gunakan dana Covid 19 itu terancam oleh pernyataan Ketua KPK dan bahkan oleh Menko Mahfud MD bahwa korupsi di masa pandemi ini terancam hukuman mati. Tentu pernyataan ini menjadi tantangan sendiri akan konsistensi pemerintah dalam menegakkan Hukum dan memenuhi janji.

Tapi isu yang tidak kalah pentingnya, bahkan seharusnya menjadi perhatian serius oleh semua pihak, khususnya pemerintah adalah menggeliatnya seruan gerakan Papua Merdeka, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Salah satu diantaranya adalah seruan Papua Merdeka di Kongress XXXVII GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia). 

Seruan Papua Merdeka ini tentunya menjadi hal besar yang harusnya menarik perhatian dan keprihatinan semua pihak. Karena segala hal yang selama ini didengunkan oleh pemerintah, termasuk upaya meredam gerakan-gerakan radikal karena dianggap dapat mengganggu kestabilan nasional dan ancaman terhadap NKRI. Maka pastinya keterbukaan seruan Papua Merdeka ini dilihat sebagai ancaman yang lebih berbahaya dan nyata.

Akan tetapi dengan penembakan dan pembunuhan 6 orang Muslim pengikut HRS ini kontan saja semua pemberitaan mengenai kedua hal di atas hilang bagaikan tertelan hantu. Seolah perhatian bangsa, termasuk media massa dan media sosial tergiring untuk melupakan semuanya. 

Karenanya wajar jika penembakan anggota FPI dan pengawal HRS itu oleh sebagian dicurigai sebagai, selain memang upaya meredam pergerakan Dakwah HRS yang dianggap kurang nyaman bagi sebagian kalangan, juga sebagai pengalihan perhatian publik.

Pengalihan perhatian ini dianggap penting untuk menyelamatkan muka pihak-pihak yang boleh jadi dengan peristiwa itu menjadi tercoreng. Selain karena pelaku korupsi itu pastinya mencoreng partai afiliasinya, juga karena isu Papua merdeka kini menguji nyali mereka yang selama ini meneriakkan “NKRI harga mati”. 

Penembakan ini isu HAM 

Terlepas dari apa dan bagaimana kejadian yang sesungguhnya terjadi di subuh hari itu, penembakan rakyat sipil tanpa sebuah ancaman nyata yang bisa dibuktikan tidak bisa dibenarkan oleh hukum dan akal sehat. 

Pembunuhan yang terjadi, siapapun pelaku dan korbannya, adalah perbuatan keji yang terkutuk. Dan karenanya pembunuhan itu harus ditolak dan dikecam, bahkan dikutuk oleh semua orang yang sadar hukum dan punya rasa kemanusiaan (sense of humanity). 

Kesadaran hukum dan rasa kemanusiaan itulah yang membangkitkan bangsa Amerika mengutuk pembunuhan kepada satu orang Afro Amerika baru-baru ini. George Floyd yang ditindis oleh polisi hingga kehilangan kehidupannya memicu kemarahan warga Amerika. Bahkan tidak berlebihan jika menjadi bahagian dari penyebab kekalahan seorang Presiden Donald Trump itu. 

Dan karenanya apa yang terjadi di Indonesia ini harusnya menjadi isu sensitif dan besar. Tentu tidak harus menimbulkan reaksi destruktif. Tapi perlu secara masif disuarakan resistensi itu. Agar kekejian serupa jangan lagi terulang. 

Kejadian yang telah membuka mata dunia internasional ini juga pastinya akan menjadi cataan dunia. Apalagi dalam konteks Amerika, dengan kemenangan Biden dari Partai Demokrat yang punya perhatian serius dengan isu-isu HAM, hal ini jika tidak diselesaikan dengan baik dan adil maka akan menjadi isu besar bagi Indonesia. 

Khawatirnya justeru kekerasan seperti ini akan membuka pintu bagi pihak-pihak yang memang punya itikad yang kurang baik untuk merusak Indonesia. Termasuk kemungkinan menjadi pintu bagi dunia untuk membuka mata terhadap isu Papua itu sendiri.

Karenanya harapan kita semua agar peristiwa ini jangan sampai terulang lagi. Polisi itu harusnya hadir memberikan rasa aman dan perlindungan kepada warga. Penggunaan kekerasan, apalagi dengan senjata api oleh pengamanan, hanya diperbolehkan dalam situasi yang ekstra penting dan nyata bahayanya (real threat). 

Rasa kemanusiaan saya mengatakan bahwa keadaan yang timbul saat kejar-kejaran di jalan itu bukan sebuah keadaan yang ekstra ordinari (luar biasa). Saya yakin kalau seandainya saja pendukung HRS itu memiliki senjata api, dengan keahlian dan pengalaman polisi bisa diamankan tampa penembakan, apalagi pembunuhan.

Karenanya terlepas dari apa yang sesungguhnya terjadi saat itu, dan semoga bisa dibuktikan, membunuh sipil apalagi jamaah yang akan ke ibadah sholat subuh dan acara pengajian adalah sesuatu yang terkutuk. 

Mari suarakan resistensi itu dengan cara-cara konstitusional dan konstruktif, agar hal serupa jangan lagi terulang. Pembunuhan sekali lagi, siapapun pelaku dan korbannya harus ditentang dan dikutuk. 

Nyawa manusia itu sakral. Biarlah Allah sang Pencipta mati dan hidup yang mengambilnya. Dan semoga Indonesia, negeriku tercinta, selalu aman dan damai, makmur dan berkeadilan.  Amin! 

Related Posts

Presma UNMUHA Minta Usut Tuntas Dana Hibah Covid-19 Untuk Organisassi di Aceh
Aceh Carong

Presma UNMUHA Minta Usut Tuntas Dana Hibah Covid-19 Untuk Organisassi di Aceh

Januari 15, 2021
Aktivis Aceh Kecewa Terhadap Keputusan Gubernur Aceh Terkait Dana Hibah
Celoteh

Aktivis Aceh Kecewa Terhadap Keputusan Gubernur Aceh Terkait Dana Hibah

Januari 15, 2021
Kekuatan Ibadah Terletak Pada Hati, Bukan Fisik!
Celoteh

Menakar Waktu Shalat Subuh

Desember 28, 2020

Discussion about this post

Terbaru

Sri Mulyani: Hampir Semua Universitas Islam RI Dibangun Pakai Surat Utang SBSN

Sri Mulyani: Hampir Semua Universitas Islam RI Dibangun Pakai Surat Utang SBSN

Januari 21, 2021
Kopi Kemasan Indonesia Ini Siap Diproduksi di China

Kopi Kemasan Indonesia Ini Siap Diproduksi di China

Januari 21, 2021
Keutamaan Dzikir

Karakter Asli Kehidupan Dunia Menurut Syekh Ibnu Athaillah

Januari 21, 2021
Gempa Sulbar, Organisasi Mahasiswa Unaya Galang Dana

Gempa Sulbar, Organisasi Mahasiswa Unaya Galang Dana

Januari 21, 2021
Latihan Pernapasan Bisa Turunkan BB, Mitos atau Fakta?

Latihan Pernapasan Bisa Turunkan BB, Mitos atau Fakta?

Januari 21, 2021

Terpopuler

Mahasiswa, Idealisme dan Pengadaian
Aceh Carong

Mahasiswa, Idealisme dan Pengadaian

by Redaksi
Januari 18, 2021
Sri Mulyani: Hampir Semua Universitas Islam RI Dibangun Pakai Surat Utang SBSN
Nasional

Sri Mulyani: Hampir Semua Universitas Islam RI Dibangun Pakai Surat Utang SBSN

by Redaksi
Januari 21, 2021
Dari Bidakara ke Samahani
Nasional

Kasus Pembunuhan Laskar FPI ke ICC Den Haag Belanda

by Redaksi
Januari 20, 2021
Setelah Tarik DP 30 Persen 2 Bulan Lalu, Pekerjaan Fisik Puskesmas Pulo Nasi masih dibawah 5 Persen
Daerah

Setelah Tarik DP 30 Persen 2 Bulan Lalu, Pekerjaan Fisik Puskesmas Pulo Nasi masih dibawah 5 Persen

by Redaksi
Oktober 8, 2020
Dugaan Ayah Perkosa Anak Kandung di Aceh Besar Mulai Disidangkan
Hukum

Dugaan Ayah Perkosa Anak Kandung di Aceh Besar Mulai Disidangkan

by Redaksi
Desember 21, 2020
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

© 2020 kontrasaceh.id

No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Kriminal
    • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Celoteh
    • Opini
  • Haba Kampus
  • Rehat

© 2020 kontrasaceh.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In