Jumat, Januari 22, 2021
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
Kontras Aceh
No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Kriminal
    • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Celoteh
    • Opini
  • Haba Kampus
  • Rehat
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Kriminal
    • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Celoteh
    • Opini
  • Haba Kampus
  • Rehat
No Result
View All Result
Kontras Aceh
No Result
View All Result
Home Opini

Islam dan keseimbangan Hidup

by Redaksi
Januari 7, 2021
in Opini
0 0
Hadapi masalah dengan “Salaama”.

Imam Shamsi Ali. foto : Dok Pribadi

Pertama, Islam menjaga keseimbangan hidup manusia dalam aspek relasi vertikal dan relasi horizontal (hablun minallah wa hablun minan naas).

KONTRASACEH.ID, Oleh : Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation

Islam memang unik dan Istimewa. Dari sudut mana saja kita bahas akan menarik dan membuat hati kita semakin jatuh cinta dan bangga. Hal itu dikarenakan, salah satunya, kesempurnaan ajarannya. Bahwa Islam itu bersifat “syaamil, kaamil wa mutakaamil”.

Kata “Syamil” itu bermakna meliputi segala hal. Dalam artian bahwa Islam itu mencakup segala lini kehidupan manusia. Tidak akan ada aspek hidup kecuali Islam sejatinya hadir untuk menjadi petunjuk (guidance).

“Kamil” berarti sempurna (complete). Artinya Islam itu pada dirinya memang tidak lagi menyisakan sesuatu yang tidak ada. Semua aspek ajaran Tuhan itu sejatinya ada dalam ajaran Islam. Tinggal manusia tertantang menggalinya.

Sementara “mutakaamil” berarti saling menyempurnakan. Kesempurnaan Islam pada segala aspek kehidupan manusia tidak berdiri sendiri dan terpisah antara satu dengan lainnya. Antara aspek ketuhanan (akidah) misalnya tidak terpisah dari aspek sosial (kemanusiaan).

Keseimbangan dalam hidup

Keunikan ajaran Islam itu sekali lagi selain memang mencakup seluruh lini hidup secara paripurna, juga memiliki keseimbangan yang alami. Bahkan keseimbangan ini menjadi salah satu kekuatan Islam dalam membangun kehidupan manusia yang stabil dan solid.

Kita lihat misalnya bagaimana Islam menjaga keseimbangan itu dalam segala aspek kehidupan manusia.

Pertama, Islam menjaga keseimbangan hidup manusia dalam aspek relasi vertikal dan relasi horizontal (hablun minallah wa hablun minan naas).

Dalam Surah 3 ayat 112 disebutkan bahwa manusia akan mengalami kehinaan dimana pun kecuali jika menjaga relasi secara baik dengan Allah (hablun minallah) dan dengan manusia (hablun minannas).

Implementasi ayat ini terlihat dalam ragam ayat Al-Quran yang memerintahkan menjaga kekokohan iman kepada Allah. Tapi juga berbagai ayat yang memerintahkan menjaga kebaikan kepada sesama manusia bahkan alam sekitar.

Hadits-hadits Rasul juga penuh dengan peringatan untuk membangun iman kepada Allah tanpa melupakan kewajiban kepada sesama. Bahkan tidak jarang iman itu dipersyaratkan dengan kebaikan sosial (horizontal). Salah satunya: “tidak beriman di antara kalian sampai tetangga ya Selamat dari per katakan dan perbuatan buruknya”.

Kedua, dalam Islam hidup manusia juga mencakup aspek ritual dan aspek sosial (ubudiyah dan mu’amalat).

Mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa aspek ubudiyah dalam Islam tidak akan menjadi sempurna kecuali terimplementasikan secara moral dalam kehidupan sosial. Hal itu misalnya nampak dalam ibadah puasa: “barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan buruk maka tidak ada hajat bagi Allah untuk orang itu tinggalkan makan dan minumnya”.

Artinya ibadah ritual tanpa kebaikan sosial akan berakhir kepada kesia-siaan. Atau mungkin lebih dikenal dalam sebuah hadits dengan kebangkrutan (hadits Ulil muflis). Artinya ibadah ritual yang tidak terbukti dalam moralitas prilaku sosial akan menjadikan pelakunya justeru bangkrut di akhirat dan masuk neraka.

Ketiga, Islam juga memandang hidup manusia pada aspek rohani dan jasmani (ruhiyah wa jasadiyah).

Penciptaan manusia dari tanah seperti yang digambarkan dalam Al-Quran “min turaab” atau “min thin” menunjukkan bahwa hidup manusia tidak mungkin bisa dipisahkan dari aspek material. Manusia perlu dan harus makan serta memenuhi segala kebutuhan materi dan jasadnya.

Tapi manusia juga bukan makhluk material (jasad) semata. Manusia adalah makhluk spiritual yang bertengger pada wujud material. Atau dalam bahasa yang biasa saya ekspresikan: “spiritual being in a physical body” (wujud ruhiyah dalam wujud jasad”.

Karenanya setelah Allah menciptakan manusia secara sempurna dalam wujud jasad, Allah meniupkan ruhNya (nafakha fiihi min ruuhiHi). Maka sejak itu manusia secara esensi menjadi makhluk spiritual dalam wujud jasad (material).

Islampun mewajibkan manusia untuk memenuhi kedua aspek hidupnya itu secara maksimal dan imbang. “Dan jika sholat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di atas bumi dan carilah rezeki Allah. Dan ingatkah Allah banyak-banyak, semoga kamu sukses” (al-Jumu’ah).

Keempat, hidup manusia juga di lengkapi dengan dua prasarana dasar. Yaitu hati dan akal (qalb wa aql).

Dalam Islam manusia hanya akan hidup secara aman, nyaman dan stabil ketika hidupnya terbangun di atas kekuatan akal dan ketajaman batin (hati). Manusia yang kuat dalam akal (Ilmu dan pemikiran) dan tajam secara batin/hati akan membentuk karakter manusia hebat yang disebut “Ulul albaab”.

Itulah yang digambarkan dalam Surah Al-Imran: “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam adalah tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi mereka yang Ulul albaab. Yaitu mereka yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Serta memikirkan ciptaan Allah di langit dan di bumi”.

Manusia yang kuat secara akal tanpa hati boleh jadi menjadi penipu. Tapi manusia yang tajam hati tapi lemah akal boleh jadi akan tertipu. Maka orang beriman tidak menipu dan tak akan mudah tertipu.

Kelima, akhirnya Islam juga mencakup hidup manusia dalam aspek orientasi kebahagiaan atau kesuksesan dunia dan akhirat (ad-dunya way akhirah).

Dalam Islam hidup manusia itu harus berorientasi kepada kesuksesan dan kebahagiaan. Islam tidak melihat dunia ini sebagai tempat untuk menderita, lemah, termarjinalkan dan terbelakang. Tapi tempat untuk kuat, maju, sukses dan menang.

Walaupun tentunya defenisi itu tidak selalu material oriented (orientasi materi). Tapi bagaimanapun bentuk hidup itu, bagi seorang Mukmin hudup adalah kesuksesan dan kebahagiaan.

Ayat-ayat Al-Quran itu penuh dengan motivasi, bahkan perintah kesuksesan:

“Mereka itu adalah orang-orang yang berada di jalan hidayah dari Tuhan mereka dan mereka adalah orang-orang yang sukses”. (Al-Baqarah).

“Sungguh beruntung/sukses orang-orang yang beriman” (Al-Mukminun).

Di sinilah kemudian Islam hadir untuk meyakinkan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan hidup harus secara sempurna dan imbang. Ajaran Islam inilah yang kemudian diekspresikan dalam doa sapu jagad Umat:

“Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qinaa adzaban naar”.

Maka beruntunglah kita dengan Islam. Berbahagialah kita dengan Islam. Dan harusnya kita semakin bangga dengan Islam kita. Semoga!

New York, 6 Januari 2021

Related Posts

Syeikh Ali Jaber Wafat, Sang Singa Allah Yang Telah Kembali Kepada RabbNYA (Catatan Kecil Perjuangan)
Opini

Syeikh Ali Jaber Wafat, Sang Singa Allah Yang Telah Kembali Kepada RabbNYA (Catatan Kecil Perjuangan)

Januari 14, 2021
Misteri Angka 19 dalam Susunan Alquran
Opini

Misteri Angka 19 dalam Susunan Alquran

Januari 14, 2021
Kala UN Jadi AN
Opini

Kala UN Jadi AN

Januari 10, 2021

Discussion about this post

Terbaru

Sri Mulyani: Hampir Semua Universitas Islam RI Dibangun Pakai Surat Utang SBSN

Sri Mulyani: Hampir Semua Universitas Islam RI Dibangun Pakai Surat Utang SBSN

Januari 21, 2021
Kopi Kemasan Indonesia Ini Siap Diproduksi di China

Kopi Kemasan Indonesia Ini Siap Diproduksi di China

Januari 21, 2021
Keutamaan Dzikir

Karakter Asli Kehidupan Dunia Menurut Syekh Ibnu Athaillah

Januari 21, 2021
Gempa Sulbar, Organisasi Mahasiswa Unaya Galang Dana

Gempa Sulbar, Organisasi Mahasiswa Unaya Galang Dana

Januari 21, 2021
Latihan Pernapasan Bisa Turunkan BB, Mitos atau Fakta?

Latihan Pernapasan Bisa Turunkan BB, Mitos atau Fakta?

Januari 21, 2021

Terpopuler

Mahasiswa, Idealisme dan Pengadaian
Aceh Carong

Mahasiswa, Idealisme dan Pengadaian

by Redaksi
Januari 18, 2021
Mengenal Lebih Dekat Ayah Rasullullah, Abdullah bin Abdul Muththalib
Rehat

Mengenal Lebih Dekat Ayah Rasullullah, Abdullah bin Abdul Muththalib

by Redaksi
Februari 26, 2020
Dugaan Ayah Perkosa Anak Kandung di Aceh Besar Mulai Disidangkan
Hukum

Dugaan Ayah Perkosa Anak Kandung di Aceh Besar Mulai Disidangkan

by Redaksi
Desember 21, 2020
Komsos ke Desa Binaan, Babinsa Koramil 04/Sawang Ajak Warga Desa Binaannya Tangkal Informasi Hoax
Daerah

Komsos ke Desa Binaan, Babinsa Koramil 04/Sawang Ajak Warga Desa Binaannya Tangkal Informasi Hoax

by Redaksi
Januari 21, 2021
Pakai Baju Ketat Banget, Siva Aprilia Ungkap Tipe Pria yang Disukai
Artis

Setelah Bikini Merah, Kini Pose Siva Aprilia di Pantai Bikin Melongo

by Redaksi
Desember 23, 2020
  • Tentang Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

© 2020 kontrasaceh.id

No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Kriminal
    • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Celoteh
    • Opini
  • Haba Kampus
  • Rehat

© 2020 kontrasaceh.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In